CATATAN
DEBAT CAPRES BIDANG EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN
15
JUNI 2014
Ari A. Perdana
Ringkasan
|
o Debat ini lebih untuk
tujuan menegaskan gaya atau ‘brand’ masing masing
o Secara substansi
ekonomi, debat ini tidak terlalu dalam. Banyak isu seperti inflasi, kebijakan
ketenagakerjaan, kebijakan energi, disiplin fiskal, kurang tergali bahkan
tidak dibahas
o Kedua kandidat lemah
dalam hal ‘bagaimana’ - bisa dimengerti karena waktu debat yang singkat.
o Meski tetap menarik karena
memberikan gambaran gaya dan kepemimpinan seperti apa dari masing-masing
capres dalam hal ekonomi.
|
|
Hasil:
|
o
Tidak banyak
mengubah pola dukungan, tapi lebih menegaskan pilihan.
o
Undecided voters
diperkirakan bisa bergerak ke kedua arah, atau bahkan tidak memilih.
|
|
Bisa lebih menarik jika:
|
Debat sesi ekonomi ini
dilakukan antara kedua cawapres yang lebih banyak bergelut dalam hal
substansi
|
|
Head-to-head
|
||
Prabowo
|
Jokowi
|
|
Narasi utama/pesan
yang diulang
|
Problem
utama ekonomi adalah kebocoran penerimaan negara dari sumber daya alam
sebesar Rp7200 T. Jika ini bisa diatasi, ada tambahan penerimaan
|
Membangun
ekonomi dengan membangun sumber daya manusia lewat pendidikan dan kesehatan
lewat Program Kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat
|
Penekanan
|
Abstraksi, apa yang ideal, penggunaan
angka-angka hipotesis (contoh: potensi penerimaan negara atau peningkatan
pendapatan per kapita menjadi Rp6 juta per bulan)
|
Praktek, kemampuan manajerial,
apa yang sudah dilakukan
|
Orientasi
kebijakan
|
Makro – lewat
anggaran, melakukan ‘big push’, peran pemerintah pusat yang kuat
|
Mikro – perubahan
gradual, bagaimana membangun sistem, memperbaiki program, mengubah perilaku
masyarakat
|
Kekuatan
|
o Kemampuan abstraksi
o Kemampuan mengemas narasi bahwa ada masalah besar
yang bisa diatasi
|
o Kemampuan memetakan masalah mikro
o Pemahaman atas detil manajerial
o Pemahaman atas praktek pemerintahan
o Pemahaman atas masalah nyata
|
Kelemahan
|
o
Terlalu
makro dan abstrak
o
Banyak
perhitungan termasuk potensi penerimaan negara dan kenaikan pendapatan sangat
tergantung pada asumsi yang tidak kuat
|
o
Sering
terlalu detil, kadang kehilangan gambar besar dan makro
|
Hit
|
Tidak ada yang spesifik. Tapi
keseluruhan bisa terlihat tenang, kontrol emosi dan dan damage control ketika
tidak bisa menjawab soal TPID
|
o Membuka dengan narasi human interest “saya
bertemu nelayan, petani, guru”
o Menyebut soal IVA test, kanker rahim serta
perubahan perilaku dalam diskusi soal KB menunjukkan pemahaman atas masalah
o Menjawab pertanyaan soal kesiapan menghadapi ASEAN
Economic Community dengan mengaitkan ke pengalaman sebagai pengusaha
o Cukup taktis saat menjawab masalah kontrak karya –
lihat tiap kontrak
|
Miss
|
o
Rencana
membangun bank khusus tani dan nelayan bisa bertabrakan dengan arsitektur
perbankan Indonesia
o
Target
peningkatan pendapatan per kapita dari Rp3 juta ke 6 juta per bulan membutuhkan
laju pertumbuhan ekonomi 11-15% per tahun jika ingin dicapai dalam lima tahun
– tidak realistis
o
Kebijakan
pertanian membingungkan – ada kata pencetakan sawah, peningkatan produktivitas,
penyerapan lapangan kerja, peningkatan pendapatan petani dalam satu kalimat,
padahal tiap target ada trade-off
|
o
Mengaitkan
program yang sedang dijelaskan ke revolusi mental yang masih belum jelas
o
Kartu
Indonesia Sehat dan Pintar terkesan jadi andalan, sementara sudah ada program
nasional yang sejenis
o
Ketika
ditanya soal anggaran pendidikan, jawaban berbelok soal pengajaran akhlak
o
Ada unsur
protektif ketika membahas perdagangan bebas
|
Can do better
|
Meski
ingin menarik simpati saat ditanya soal ekonomi kreatif, Prabowo harusnya
bisa membahas lebih lanjut dan cerita lebih banyak soal prestasi anaknya.
Prabowo punya peluang menanyakan lebih lanjut soal Kartu Indonesia Sehat yang sudah ada di BPJS |
Ketika
ditanya soal tambahan anggaran pendidikan, harusnya merujuk pada 20% anggaran
pendidikan yang belum optimal diserap
|
Jika terpilih,
yang perlu diperhatikan:
|
Pemahaman yang lebih mikro dan realitas permasalahan
yang ada. Juga bagaimana melihat apa yang realistis dilakukan
|
Pemahaman tentang kebijakan dan gambaran ekonomi secara
makro, termasuk ekonomi global
|
thank you. catatannya sgt membantu buat saya yg ketiduran saat sesi 1.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteseharusnya mereka bersatu dalam kepemimpinan negara, karna saling menutupi dalam masalah ekonomi macro dan micro :D
DeleteKalo secara ekonomi makro dan mikro saya rasa hatta rajasa lebih menguasai
DeleteWalaupun tidak mendukung Prabowo, tapi saya melihat dari debat kali ini Prabowo punya kelebihan dalam menjawab secara diplomatis (i.e lebih fasih menggunakan weasel words).
ReplyDeleteKontras dengan cara Jokowi menjawab soal pasar bebas, kalaupun nanti prakteknya akan mempersulit investasi asing, tapi masak ya bilang terang-terangan akan mempersulit.
Catatan yg menarik, namun untuk posisi anda yg telah lebih dulu tidak menyukai salah satu capres.....maka kenetralan penilaian pun jadi dipertanyakan.
ReplyDeleteya jangan ditanyakan kenetralan lha wong saya nggak pernah netral :)
Deleteoww...saya pikir, menarik untuk bisa jadi referensi..terutama bagi saya yg belum menentukan pilihan, tapi ternyata memang bukan pengamatan dr sisi profesionalitas......tetap catatan berdasarkan fanatisme
Deletethanks
Ini namanya ad hominem
DeleteSaya tidak netral dalam arti sudah punya pilihan. Tapi bukan mengarang. Dan Bukan berarti tidak objektif, tidak profesional atau tidak independent. Kan bisa dicek yang saya tulis berdasarkan apa yang ada/dikatakan di debat atau tidak, hehehe. Dan bisa dilihat berimbang atau sangat berat sebelah
DeleteApik
ReplyDelete